Sederhana dalam bersikap, kaya dalam berkarya
RSS

Senyuman Beriring Air Mata

Seharusnya tak terkurung, biarkan ia terbang bebas dari dahan ke dahan, seperti dulu. Ceria, ringan sayap-sayapnya melukis diantara mega-mega. Merajut cinta hanya pada Sang Pemilik. tersendat, tersayat, dan keluhnya, peluhnya, bening mutiara, ingin ditanamnya di palung terdalam.

Senyum yang selalu ada sia-sia belaka.

“Ra,apa lagi yang kamu pikirkan??”tanyaku terbentur dengan tangis.
“Ini sudah biasa ,tapi jangan lebih sakit dari apa yang pernah kurasa, ” jawabnya begitu tegar padahal kudengar gemuruh menggelegar
“Samar, benar-benar samar?” tanyaku lagi selagi hati masih ingin berbagi.
“Iya, lengkung bibirku dirundung kelu bila dipaksa tuk tersenyum.”katanya seraya menciptakan lengkung indah di wajahnya.
“Ra, perjalanan kita masih panjang, dan kita bukan satu-satunya pejalan dijalan ini ”
“Kamu benar lagi, aku yang kesatu ataupun aku yang kedua rasanya sama saja. Tujuan kita
pun satu. Ya udah!” dihembuskan nafasnya dan dipungutinya mutiara-mutiara bening itu, hingga lelap hanya terdengar suara dari mimpi-mimpinya.

Debur ombak pantai membangunkannya pagi ini. Aroma Subuh menyejukkan, mengembalikan apa yang terkikis semalam. Meski warna itu masih melarangnya bertemu kekasih. Diutarakannya do'a dalam hatinya. Biar pendar cahaya itu tak hilang.

“Aku ingin menyerah saja.” katanya. Ini yang membuat ku terkadang membencinya sosok yang lemah! Rapuh!.

Kantung mata yang tebal semakin menebal. Ia berjalan menunduk merasakan risih pada terkaan-terkaan mata yang melihatnya.
“Biarlah hari kemarin muram, tapi hari ini semoga senyum kulihat di wajahmu.”ini kata yang diucapkan kekasihnya
“Impian kita, yaa..aku takkan menyerah sayang, akan aku lalui. sebanyak itu senyuman pun teriring dengan tangisan.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Malamku

Semaleman aku terjaga
Sesudah lelapku dalam buain malah
Ku mencarimu disudut mimpiku
Namun tak bisa ku menemukanmu

Malamku tertinggaal tanpa sepatah katamu
Malamku menjadi gulita tanpa nasehatmu
Malamku sepi tanpa pertanyaanmu
Dan malamku sepi teramat sepi


Dipenghujung malam mata tetap berkelana
Lantunan melodi indahmu tetap menjagaku dari mimpì dan cemburuku tercipta
Pagi datang dengan tatap matanya yang tak tega
Dan menuntunku terlelap dengan pelukannya sejuknya


T

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kaca Mata

Pada riuhnya siang di negeri asing ini. Diantara ribuan wajah-wajah asing, wajahmu masih saja anggun seperti dulu, saat pertama kali kau injakkan kakimu disini. Tiba-tiba kau dengan pertanyaanmu, yang sama seperti dulu padahal sekian waktu sudah berlalu. Lagi-lagi sebuah dompet tanyamu sekaligus tawamu. Untuk sebiji koin agar tak tercecer kataku. Aku pun tak mau kalah untuk tidak melemparimu dengan tanya. mataku menyipit, menemukan kaca mata hitam digenggaman tanganmu. Mata beningmu seperti telaga, lentik yang memagar indah matamu, mengapa kau tutupi, tanyaku padamu dan aku menunggu jawabmu. Dahimu mengernyit kulihat dan kucoba menghitung garis-garisnya. Biar mereka tidak bisa berenang dikedalaman hatiku, mencari dan menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang aku tak bisa menjawabnya, dan juga kutipu mataku agar tak nampak keriput pada kulitku dan seolah aku adalah seorang bayi. Jawaban menenggelamkanmu disenja yang menua.

Ikutlah aku suatu saat nanti, tapi kau menggelengkan kepala. Iya, aku tau kita sama datang ketempat ini, pijakan kita pun sama, yang menciptakan kita pun sama, dan untuk pergi kita tak pernah tau, seperti pagi itu pak tua menyeduh kopi didapurnya, tapi saat senja dapur kosong tanpa paktua dan secawan kopi, seterusnya dia telah pergi. Seperti senja kemarin bayi tetangga dengan lahap menyedot air susu dari ibunya dan tadi pagi ibunya menjadi gadis lagi.

Kali ini malam melelapkanmu dan jejak kakiku meninggalkan senyum bangkubangku kosong aroma pantai yang terus menyeruku kembali. Akan kujumpai engkau esok kataku berbisik.


Wìsma Kata Aurora

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS